Minggu, 03 September 2023

Kelompok Wanita Tani Desa Panundaan Terus Berkarya Hasilkan Produk Unggulan

Media Informasi Desa

 KimLembur . Nama Ciwidey, salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung, tak asing lagi.

Popularitas Ciwidey terangkat selain karena keberadaan hijaunya hamparan perkebunan teh, juga karena keberadaan wisata geotermal atau panas bumi berupa Kawah Putih.

Berkat potensi panas bumi juga Ciwidey mendapat limpahan air panas alami yang kemudian dibangun menjadi pemandian air panas.

Kini pemandian air panas di Ciwidey, menjadi salah satu tujuan wisata yang selalu ramai pengunjung, terutama di hari-hari libur.

Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Ciwidey, beberapa pengusaha pun ramai-ramai mendirikan penginapan, sementara warga setempat terutama para petani, memanfaatkannya dengan membuka wisata agro di kebun dan sawah mereka. Salah satunya adalah wisata petik stroberi.

Tak kalah oleh kaum pria, kaum wanita Ciwidey pun sigap menangkap peluang dari ramainya kunjungan wisata tersebut.

Kaum wanita di Desa Panundaan misalnya, mereka mendirikan organisasi untuk menangkap peluang ekonomi ini. Sejak tahun 2011 lalu, di Desa Panundaan berdiri kelompok wanita tani (KWT) Desa Panundaan.

Awalnya, kelompok ini merupakan wadah bagi ibu-ibu yang ingin mengolah komoditas hasil tani menjadi bahan-bahan makanan yang siap konsumsi. Kelompok yang dipimpin Tia Setiawati ini sejak ahun 2022 mendirikan UMK bernama UMKM Saluyu.

UMKM Saluyu di antaranya memproduksi hasil panen pertanian menjadi menjadi bahan dasar produk makanan ringan.

Suatu ketika di akhir 2020, Tia yang menghadiri acara kegiatan UMKM dipertemukan dengan pihak Geo Dipa Energi Area Patuha, perusahaan panas bumi yang mengelola PLTP Patuha.

Pada kesempatan itu, Tia menyampaikan potensi KWT Panundaan dan UMKM Saluyu yang dipimpinnya. Ia juga menyampaikan harapannya dan seluruh anggota untuk memajukan organisasi wanita tersebut

Rupanya pihak Geo Dipa langsung merespon. Beberapa hari kemudian, pihak Geo Dipa melakukan kunjungan langsung ke KWT Panundaan untuk meninjau kegiatan UMKM Saluyu.

Pada pertemuan itu tim dari GDE Unit Patuha langsung menawarkan kepada UMKM Saluyu untuk menjadi mitra binaan. Tak berpikir panjang, Tia dan kawan-kawan langsung mengiyakan. Pasalnya, tawaran perusahaan panas bumi itu seakan menjadi peta yang mereka cari untuk mengembangkan usaha kecil yang tengah mereka rintis.

Membangun lingkungan dan masyarakat

Perusahaan panas bumi Geo Dipa Energiatau GDE, memang tak hanya memproduksi energi listrik dari sumber energi baru terbarukan yang bersih, GDE juga memiliki semangat menjadi perusahaan berkelanjutan yang memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

Komitmen ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) GDE. Terdapat 4 pilar dalam pengembangan komunitas di area sekitar WKP melalui GDE Peduli, GDE Maju, GDE Pintar, dan GDE Hijau.

Program pengembangan UMKM Saluyu termasuk salah satu program GDE Maju berupa program pemberdayaan masyarakat.

Program ini bertujuan untuk memandirikan ibu-ibu di Desa Panundaan yang tergabung dalam UMKM Saluyu hingga dapat menjual produk secara luas.

Jenis pendampingan dan bantuan yang diberikan oleh GDE Unit Patuha ke UMKM Saluyu meliputi pelatihan, pemberian peralatan penunjang kelompok, serta kebutuhan rebranding produk.

Hal mendasar yang juga dibantu oleh program GDE Maju adalah terkait aspek legalitas bagi UMKM Saluyu. Usaha ibu-ibu Desa Panundaan in telah berbentuk koperasi berbadan hukum sejak 6 Juli 2021.

Tak hanya untuk kelompok, pemenuhan legalitas personalnya pun juga tak luput dari program pendampingan ini. Mulai dari pengurusan nomor induk berusaha (NIB), sertifikat izin pangan industri rumah tangga (PIRT), sertifikat halal hingga hak atas kekayaan intelektual (HAKI).

“Sistemnya kerja sama. Fasilitasnya dari pemerintah, sedangkan Geo Dipa mendampingi sepanjang proses dan menyediakan akomodasi, serta biaya lainnya,” beber Tia.

Tia Setiawati, Ketua UMKM Saluyu, mengaku bahwa bantuan dan pendampingan program GDE Maju ini mampu mengubah hidup 25 orang anggota UMKM Saluyu sekaligus banyak orang di sekitarnya.

Tak hanya pendapatan yang meningkat, perubahannya juga mencakup perbedaan pola pikir. Pelatihan-pelatihan yang diberikan GDE bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan ibu-ibu ini menciptakan produk baru. Saran dan masukan yang diberikan pendamping dalam pertemuan rutin bulanan juga membuat mereka semangat memperbaiki kualitas produk mulai dari kemasan, penyajian, rasa hingga variasi produknya.

Tia dan para anggotanya juga bersyukur dengan berkembangnya koneksi dari berbagai acara atas arahan tim GDE Maju.

Ke depan, UMKM Saluyu bermimpi untuk memiliki galeri sendiri di lokasi yang strategis di kawasan Ciwidey. Selama ini, produk-produk mereka dijual dengan sistem jual titip di beberapa tempat peristirahatan dan restoran sekitar Ciwidey dan Bandung saja. Pasalnya, rumah produksi bersama yang terletak di dalam perkampungan dirasa kurang representatif untuk memamerkan produk mereka sekaligus menjamu tamu yang berkunjung.

Lantas apa saja produk yang dibuat oleh UMK Saluyu? Banyak, salah satunya adalah pangsit bawang dengan kemasan yang menarik.

Itulah semangat berkarya Kelompok Wanita Tani Panundaan yang dibina perusahaan panas bumi GDE dirangkum dari website mediakeuangan.kemenkeu.go.id**


SumberPABUMNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar